Friday, December 10, 2010

Eksistensi Ebook dan Buku di Era Globalisasi

Semua tahu bahwa buku merupakan sebuah bagian dari peradaban dunia, yang pada mulanya bentuk dari buku dari yang sangat sederhana (gulungan) hingga sampai berbentuk seperti sekarang ini. PAda perkembangannya teknologi yang semakin canggih pula kini mulai bermunculan buku dalam format digital (EBook).

Perkembangan E Book di Indonesia

Awal mula diciptakannya Ebook yaitu pada tahun 1971. Pada saat itu dikenal dengan Project Guterberg di AS. Project Guterberg sendiri merupakan sebuah proyek yang berkeinginan untuk menciptakan perpustakaan digital. Kemunculan Ebook di Indonesia sendiri baru mulai ramai pada tahun 2008. Dimana saat itu telah bermunculan buku-buku elektronik yang berbahasa Indonesia yang djual di Internet. Sama halnya dengan buku konvensional (kertas) bahwa Ebook juga berisi informasi baik tulisan maupun gambar, bedanya hanya pada segi fisiknya saja. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan E book , khususnya di Indonesia adalah bermunculannya penulis-penulis Ebook, serta Ebook sudah  dijadikan salah satu cabang bisnis Online yang dapat meningkatkan penghasilan bagi pelaku bisnis Online. Adanya kebutuhan akan media untuk belajar secara praktis ,ringkas,  dan  karena faktor berkembangnya perangkat pembaca Ebook seperti Ipad inilah yang mempengaruhi perkembangan E-Book.

E Book dan Pembaca

Jika menghubungkan E book dengan pembacanya, pastinya hal yang perlu dikaji adalah seberapa perlu dan nyamankah pembaca membaca E book daripada buku konvensional. Ada beberapa alasan mengapa orang memilih membaca buku elektronik,, seperti masalah praktis, awet atau tidak lapuk, dan mudah dibawa kemana-mana. Dari ciri diatas kecenderungan pembaca E book adalah orang yang mobile dan tidak mau repot membaca dan membawa buku yang berukuran tebal. Selain itu yang marak sekarang ini , mengapa orang berburu E book karena buku yang ingin dibaca hanya dibuat (diproduksi) dengan format buku Elektronik, saja, dengan demikian mau tidak mau harus membacanya dalam versi Ebook.
Sepertinya tidak semua orang merasa nyaman dengan Ebook, hal ini  dikarenakan beberapa faktor, seperti:Harga Ebook cenderung mahal, lihatlah contoh Ebook yang beredar sekarang ini harganya bisa 3-4 kali lipat buku konvensional, hal inilah yang sering dijadikan bisnis oleh sebagian orang dengan menjual Ebook yang sangat mahal padahal dari segi isi masih biasa-biasa saja. Selain itu buku konvensional sudah memiliki ikatan emosional dengan pembacanya. Masyarakat masih banyak yang merasa tidak membaca buku (walaupun sudah membaca E Book) jika belum memegang buku langsung, mencium aroma kertas, dan menumpuk buku di almari. Itulah yang membuat masih banyak orang merasa lebih nyaman membaca buku format kertas.

E Book dan Penulisnya

Nampaknya bagi sebagian besar penulis buku, E book masih dianggap sebagai media nomor kedua daripada buku konvensional. Lebih banyak tantangan yang didapatkan ketika penulis buku menulis melaui penerbitan buku daripada menulis melalui E Book. Sementara itu, sebagian penulis pemula hanya memanfaatkan menulis E book sebagai batu loncatan dalam menuju untuk menulis ke dalam buku konvensional, yang tentunya memiliki birokrasi dengan penerbitan yang lebih panjang dan susah. Namun , tidak sedikit pula, penulis lebih suka menulis E book karena materi yang mereka sampaikan tidak ada pada buku konvensioanal lainnya, dan inilah keuntungannya bagi penulis yang seperti itu.

Eksistensi Ebook terhadap Buku Konvensional

Jika pada perkembangannya Ebook telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, lantas bagaimana nasib buku konvensional yang terbuat dari kertas? Pada era Globalisasi seperti sekarang ini buku elektronik akan semakin meningkat perkembangannya, akan tetapi tidak akan bisa menggerus eksistensi buku konvensional, hal ini karena beberapa sebab, seperti:
  • Budaya manusia yang mempunyai ikatan sosial dengan buku konvensional. Manusia Indonesia masih cenderung lebih puas jika membaca buku konvensional ketimbang buku Elektronik. Tidak merasa membaca buku bila belum memegang buku, mencium aroma kertas, dan bercengkerama dengan buku secara langsung.
  • E book cenderung mahal , dalam hal ini yang dimaksud adalah E book yang diproduksi hanya dalam format buku digital.MAsyarakat masih enggan menggunakan E book, khususnya Ebook yang dijual perorangan yang tidak diketahui kelebihan atau keunggulan isi di dalamnya.
  • Mahalnya perangkat pembaca E book masih menjadi kendala di negra-negara berkembang seperti Indonesia
Apapun format buku yang digunakan untuk membaca, lebih bijak jika kita tetap mengandalkan buku sebagai gudang ilmu untuk kemajuan masyarakat.

Disajikan dalam Seminar Nasional:Eksistensi E-Book dan Buku di Era Globalisasi pada tanggal 2 Oktober 2010 oleh IMM Semarang, dengan pembicara: Prof. Abu Su’ud, Bahrul Ulumi, dan Arista Prasetyo Adi.

Sumber : http://aristaprasetyo.com

No comments:

Post a Comment